Pentingnya Teladan Kehidupan
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ
الّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ
الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
ذُواْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ
الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال
تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Jamaah Juam'at
Rahimakumullah
Mari Kita senantiasa bersyukur kehadirat
Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang Allah limpahkan kepada kita semua
Semoga kita istiqamah kepada kebaikan dalam memanfaatkannya. Semoga Allah SWT
meridhoi jalan yang kita tempuh amin ya mujibassailiin.
Shalawat salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Kepada Keluarga dan ummatnya sekalian ila yaumil qiyamah.
Dalam menjalani kehidupan ini perlu
ada pedoman hidup. Pedoman hidup kita adalah Al-Qur'anul Kariim Kitab Suci kita umat Islam.
Kandungan isi
al-Qur'an ada 4 Prinsip.
1.
Aqidah - perlu contoh
2.
Syari'ah - butuh Figur
3.
Akhlak karimah – harus ada suri tauladan
4.
Kisah kisah
Maka kita wajib
mempunyai contoh, fiqur dan suri tauladan dalam kehidupan ini yang disebutkan
dalam kisah kisah. Untuk itu Allah mengutus sebanyak 124.000 (seratus dua puluh
empat ribu) nabi dan rasul. Nabi dan Rasul itu ada yang diceritakan dalam Al-Qur'an
dan ada yang tidak dikisahkan dalam Al-Qur'an sebgaimana firman Allah SWT dalam
surat an-Nisa' ayat 164 :
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ
نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ النساء : 164
Ada beberapa rasul yang telah
Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada (pula)
beberapa rasul (lain) yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka
kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung).
Dari 124.000 nabi dan rasul pilihan Allah SWT yang diutus untuk memberikan keteladanan dalam kehidupan ini, di pilih lagi sebanyak 25 Nabi dan Rasul, kemudian dipilih lagi menjadi tinggal sebanyak 5 orang Nabi dan Rasul yang kita ketahui terkumpul dalam sebutan Ulul Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad). Kemudian di pilih lagi yang terbaik menjadi 2 orang Nabi yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad.
Kalau diatanya siapa manusia terbaik yang Allah jadikan teladan dalam kehidupan ini adalah 2 orang yaitu Nabi Muhammad khoirul anam, imamul ambiya wal mursalin dan Nabi Ibrahim a.s. Kepada Nabi Ibrahim di senangi oleh yahudi maupun nasrani. Nabi Ibrahim diklaim kaum Yahudi dan Nasrani sebagai nabinya, tapi Allah menepisnya dengan firman-Nya Surat Ali Imran ayat 67:
مَا كَانَ إِبْرَٰهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ العمران 67
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan
bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan
dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا
مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ
اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا النساء
125
Dan siapakah yang lebih baik
agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang
dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).
Nabi
Ibrahim Kholilullah sedangkan Nabi Muhammad adalah Habibullah,
Saking baiknya Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim ini, kita selalu sebut dalam setiap shalat. Kita
baca Shalawat Ibrahiim dalam tahiyyat akhir disetiap shalat, kalau bukan
orang baik tidak akan disebutkan dalam setiap shalat:
Dan
ternyata apapun yang diujikan kepada Nabi Ibrahim, ternyata Nabi Ibrahim lulus dan
bisa menyelesaikannya dengan baik : Sebagaimana dalam Firman Allah SWT dalam
surat al-Baqarah 124:
(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Kata بِكَلِمٰتٍ Kalimat kalimat itu dijelaskan dalam kitab kitab tafsir artinya adalah haji, qur'ban, khitan dan keluarga Sejahtera. Orang ingin meneladani Ibrahim dengan beberapa ibadah yaitu haji, qurban, kitan, keluarga bahagia dan anak yang shaleh, tidak bisa terlepas dari merujuk apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Beliau Nabi Ibrahim dijuluki Abul Anbiya wal Mursalin. Sehingga kisah-kisah nabi Ibrahim menjadi pelajaran dan teladan dalam kehidupan kita.
Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat,
melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala
sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Garis keturunan tersebut itu banyak sekali yang menjadi pemimpin yang handal dan sukses dalam memimpin. Semoga pemimpin-pemimpin yang baru hasil PILKADA serentak tanggal 27 November 2024 yang baru lalu, bisa menjadi pemimpin yang mampu meneladani dan bisa kita jadikan teladan yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam Islam, ketaatan kepada pemimpin dibatasi oleh hal-hal yang bukan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika pemimpin memerintahkan untuk bermaksiat, maka tidak wajib ditaati. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW; "لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ" yang artinya, "Tidak ada kewajiban taat dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang ma'ruf (bukan maksiat)". (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu).
0 Response to "Pentingnya Teladan Kehidupan"
Posting Komentar