Khutbah Idul Adha 1441 H " Ketulusan Nabi Ibrahim dalam Pengorbanan dan Pengabdian"
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر 9x
اَلْحَمْدَ لِلَّهِ الَّذِى اَحْيَا
قُلُوْبَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِاِتْسَاعِ رَحْمَتِهِ. وَألْهَمَهُمْ مِنْ حُسْنِ
التَّوَسُّلِ مَايَدْفَعُوْنَ بِهِ
عَظِيْمَ عُقُوْبَتِهِ. وَوَهَبَ لَهُمْ مِنْ مَطَايَا الحُزْنِ وَالْبُكَاءِ
مَايَتَوَصَّلُوْنَ بِهِ اِلَى مَنَازِلِ جَنَّتِهِ. اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ اَلَّذِى بَصَرَنَا مِنَ الْعَمَى وَهَدَانَا مِنَ الضَّلاَلِ. فَصَلَوَاتُ
اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ فِى كُلِّ وَقْتٍ
وَاَوَانٍ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Sepuluh hari pertama dari bulan dzulhijjah memang hari-hari yang penuh dengan keutamaan dan keberkahan, sebagaimana firman Allah swt:
وَالْفَجْرِ﴿١﴾وَلَيَالٍ
عَشْرٍ ﴿٢﴾
Artinya : “demi fajar. Dan malam yang
sepuluh.” (Al Fajr : 1- 2)
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي
أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ
Artinya : “Supaya mereka menyaksikan
berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan.” (QS. Al Hajj : 28)
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya
Qurban 1441 H atau hari raya Haji. Kedua kata tersebut merujuk pada perjalanan hidup nabi besar Ibrahim as. Disebut dengan hari raya
Qurban karena pada saat itu nabi Ibrahim diuji dengan cobaan yang paling berat
yaitu mengorbankan anak yang sangat dicintai yaitu Ismail as. agar disembelih. Disebut dengan hari raya Haji
karena pada saat ini di tanah
Haram rangkaian agenda
ibadah Haji sedang ditunaikan walaupun dengan pembatasan kuota haji yang sangat minim dengan memperhatikan fisical distancing. Perjalanan
hidup nabi Ibrahim as yang berisi kepatuhan kepada
Allah Swt, perlawanan terhadap godaan setan dan ibadah di Masjidil Haram sebagai
pusat Baitullah/rumah Allah adalah sangat penting untuk dijadikan ibrah dalam kehidupan kita saat ini.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami
panggil dia, “Wahai Ibrahim! sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.”
Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.(QS, As-Shaffat :103-104).
Ujian menyembelih Ismail dan kepatuhan nabi Ibrahim
serta tebusan domba oleh Allah atas kepatuhan nabi Ibrahim, mengandung makna
kepatuhan yang luar biasa atas perintah yang luar biasa dan balasan yang luar
biasa. semakin tinggi derajat seseorang maka semakin berat ujian dari Allah
yang harus dihadapinya. Menyembelih anak kandung adalah sesuatu yang terberat
yang tidak bisa diterima oleh akal siapa pun sehingga tidak mungkin orang patuh
terhadap perintah semacam itu. Tapi, Ibrahim dengan kepatuhan yang melebihi
rerata manusia mengikutinya hingga dia diangkat derajatnya menjadi pemimpin
bagi sekalian manusia.
Dalam al-baqarah: 124, Allah berfirman:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat,
lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya
Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim)
berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku
tidak berlaku bagi orang-orang zhalim (QS. al-Baqarah : 124).
Ujian dihadapi dengan baik dan Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah walaupun berat sekali. Maka Allah mengangkat beliau menjadi imam atau pemimpin bagi sekalian manusia. Mendengar rencana Allah tersebut, apa jawab Ibrahim? beliau menjawab: “dari keturunanku juga”. ini berarti Nabi Ibrahim tidak ingin hanya dirinya yang diangkat tapi beliau berharap agar keturunannya juga. Beliau sangat perhatian dengan mengabaikan nasib anak-cucunya hingga berharap agar derajat yang tinggi yang diterimanya juga diterima oleh anak dan keturunannya. Untuk itu orang tua harus selalu berdoa dan berharap-harap akan kebaikan masa depan anak dan keturunannya. Kebaikan itu tentunya bukan harta yang melimpah tapi kedudukan sebagai pemimpin yang baik bagi orang banyak. Ini juga menunjukkan bahwa orang baik adalah orang yang selalu memikirkan nasib orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri saja.
والله سبحانه وتعالى يقول وبقول يهتدى المهتدون . واذا قر ئ القرآن فاسـتمعواله وأنصــتوا لعلّكـــم ترحمــــون. اعوذ بالــله من الشّـــيطان الرّ جــــيم. يوم تـجــد كلّ نفس ماعملت من خير محضرا وما عملت من سوء تودّ لــو انّ بيــنها وبـــينه امدا بعــيدا. ويحــذّركم الله نفســه والله رءوف بالعباد. بارك الله لى ولكم فى القر آن العظيم. ونفعنى وايّا كم بما فيه من ا لأ يات والذّكر الحكيم. ا نّه تعالى جوّاد كــــــر يم رءوف رحــــــيم.
0 Response to "Khutbah Idul Adha 1441 H " Ketulusan Nabi Ibrahim dalam Pengorbanan dan Pengabdian""
Posting Komentar