KHUTBAH ARAFAH
KHUTBAH
ARAFAH
الحمد لله الذى فرض الحج على المؤمنين
المستطيعين, واشهد ان لااله الا الله وحده لاضريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله,
اللهم فصل وسلم وبارك على سيدنا محمد المهاجم للكافرين الطاغين, وعلى أله وأصحابه
الناصرين للحق المبين.
أما بعد : فيا معشر المسلمين رحمكم الله
اتقوا الله لعلكم تفلحون. فمن فرض فيهن الحج فلا رفث ولا فسوق ولاجدال فى الحج (
اعلموا ان يومكم هذا يوم فضل وعيد سعيد شريف جليل رفع الله قدره اواظهره وسماه يوم
الحج الأكبر. الله أكبر ولله الحمد.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
inilah saat yang berbahagia, ketika hamba-hamba Allah yang beriman yang telah
lama merindukan, dan mengharapkan untuk melaksanakan ibadah haji dan berada di
Padang Arafah ini. Saat ini kita sedang berada di Padang Arafah tempat yang
mulia, tempat dimana semua do’a diijabah, ditempat ini semua permohonan
dikabulkan, semua permintaan dipenuhi, semua dosa diampuni, semua kesalahan
dimaafkan, tempat yang paling menentukan haji atau tidaknya seorang hamba.
Demi Allah, majelis kita ini tengah
disaksikan oleh Allah, pertemuan kita ini juga disaksikan oleh para malaikat yang sengaja didekatkan oleh Allah
untuk menyaksikan hambanya yang sedang berdo’a, inilah saatnya Allah
membanggakan hambanya didepan malaikatnya, lihatlah hamba-hambaku yang datang
tidak ada yang diharapkan kecuali redhaKu, ada diantara mereka yang berasal
dari pelosok daerah jauh dipedalaman, daerah yang tak pernah tersentuh oleh
pejabat negerinya…. Terpencil, tapi mereka setiap hari mengharap dan menghiba
kepadaku agar dapat datang memenuhi panggilan Ku untuk berhaji, wukuf di Padang
Arafah, lihatlah kata Allah ada hambaKu yang keningnya menghitam karena
bersujud setiap malam, menghiba kepadaku, ada yang airmatanya hamper kering
karena tak henti-hrntinya menangis ingin dikasihani agar sampai kenegeri ini,
berada di Padang Arafah, ada yang menabung sedikit demi sedikit dari keuntungan
perdagangannya, dia kumpulkan uangnya, semua dilakukan untuk mengharapkan
diredhai Allah pergi ke tanah suci ini, Masya Allah – Allahuakbar. Saudaraku,
disinilah tempatnya, dan inilah saat yang paling tepat untuk bertafakkur,
bermuhasabah, merenung diri, tentang apa yang telah kita lakukan, timbul
pertanyaan dalam diri kita, mengapa Allah memberikan kesempatan kepada kita
untuk dapat wukuf di Arafah pada tahun ini, gonjang ganjing sebelum berangkat
menyesakkan jiwa sebahagian kita,tapi
itulah kebesaran Allah, kita menjadi orang yang terpilih memenuhi panggilannya,
kalau kita mau jujur dengan diri kita sendiri, apa kelebihan kita, apa
keunggulan kita dari orang lain yang belum berangkat ke tanah suci ini,
renungkan, renungkan dan tengoklah kedalam diri kita, apa kelebihan kita. Apa
yang patut dibanggakan dengan diri kita? Bahwa kita berganti baju, berganti
pakaian, untuk mengbungkus diri kita, padahal diri kita ini hanya segumpal
daging yang berbalut tulang yang terus dibungkus dengan pakaian bagus untuk
menutupi aib kita, menutupi maksiat dan dosa yang kita lakukan dari hari kehari
yang di jalani.
Tak usah jauh kita berfikir, kadang
membaca fatihah saja kita tak fasih, sholat kita bahkan tidak khusu, ketika
sujud tak teringat Allah, ketika ruku’ hanya membungkuk, tanpa makna apa-apa
….. tapi kenapa kita yang dipanggil kesini? Kenapa wahai saudaraku?
Saudara-saudaraku….. Harapan kita
siapapun diri kita, yang hadir di Padang Arafah ini tidak ada dan jangan
terbesit sedikitpun rasa bangga apalagi rasa sombong dalam jiwa kita, sehingga
kita merasa lebih hebat dari yang lain, kita berhaji bukan jaminan bahwa kita
lebih baik dari orang lain yang belum haji, kalau rasa bangga, suka dendam,
sombong, munafik, buruk sangka dan mengumpat dan mencela masih ada dalam diri
kita, sungguh malu rasanya jika kita merenungi kehormatan ibadah ini, dengan
kualitas diri kita, dengan kualitas ibadah yang kita lakukan, pantaskah, atau
rasanya masih belum pantas kita ini untuk mendapatkan titel hamba yang sholeh,
karena itu saudaraku mari kita perbaiki diri kita sepulang dari negeri ini,
sepulang dari haji ini.
Bagaimana sikap kita terhadap
sesama, bagaimana sikap kita dengan si miskin, bagaimana zakat dan sadaqah
kita, bagaimana ibadah kita, sholat kita dan lain sebagainya. Semua itu menjadi
hutang yang harus kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah, siapa yang tahu
bahwa perginya kita ketanah suci ini justru karena do’a orang yang saleh yang
meminta ampunan untuk manusia seperti yang berlumur dosa dan kesalahan, mungkin
karena ampunan dan do’a mereka panjatkan kepada Allah, kemudian menghantarkan
kita berada di Padang Arafah ini, atau mungkin juga karena do’a orang tua kita
yang sekarang telah mendahului kita, bahkan boleh jadi karena do’a isteri, atau
suami dan anak kita, sehingga kita dapat pergi ke Arafah ini, siapa diantara
kita yang tau? Tidak saudaraku…. tidak ada diantara kita yang tau…..semua
berpulang kepada Allah.
Saudaraku sekarang kita sedang
berada di Padang Arafah tanah yang gersang, mendapatkan air saja sulit di
daerah ini, ironisnya dinegeri kita bahkan di daerah kita di Bengkulu banjir
masih sering terjadi bahkan hamper menenggelamkan rumah penduduk,
meluluhlantahkan harta benda yang dikumpulkan masyarakat sepanjang hidupnya,
ketika semua itu kita renungkan semakin tau kita bahwa sesuatu itu ada tempat
dan porsinya masing-masing yang telah diatur Allah, tiada yang bertukar dalam
hidup ini, bala dan bencana tidak akan menimpa kecuali datangnya dari yang yang
membuat bencana, mengutuk, menyalahkan, mencemooh tidak akan menyelesaikan
masalah yang kita hadapi, namun semua kita kembalikan kepada Allah yang menguji
iman kita, mari bercermin dengan kualitas akhlak dari iman kita, jika iman kita
lemah pasti melahirkan akhlak yang rusak, jika akhlak sudah rusak pasti imannya
juga rusak dan cara berfikirpun menjadi rusak, dan jika hal ini menimpa para
pejabat dan pemimpin kita maka pemimpin yang tidak amanah.
Alangkah naifnya kita untuk mengurus
orang berbuat baik saja kita gagal, apakah lagi kalau disuruh mengurus orang
yang lebih buruk dari itu, lalu apa lagi yang bias diurus oleh pemimpin seperti
ini?
“
Zaharal fasaadu filbarri wal bahri bimaa kasabat aidinnaas….”
Saudaraku sekarang dan saat ini kita sedang
berpakaian ihram di Afarah, mari kembali kita bermuhasabah, bukankah sejauh
mata memandang di Padang ini hanya manusia yang berkain putih yang kita lihat,
telinga yang kita mendengar suara talbiah, disini ditempat ini sulit kita
membedakan mana pejabat, mana yang rakyat, mana jenderal mana kopral mana yang
fakir mana yang miskin, siapa yang kaya, siapa yang fapa, kita disini dan semua
orang di Padang Arafah ini sama, bukankah kita berpakaian yang sama, di tempat
yang sama dibawah tenda yang sama inilah yang membedakan keadaan di arafah-
dengan keadaan dinegeri kita, kita selalu memuliakan manusia, kadang melebihi
batas kewajaran, padahal mungkin saja ia bukan orang yang mulia disisi Allah,
bahkan bias saja ia mengkhianati Allah, seharusnya kita sadar bahwa tiada
kemuliaan disisi manusia kecuali siapa yang dimuliakan Allah, “ Inna akramakum
indallaahi atqakum “ satu-satunya cirri pokok manusia yang paling mulia disisi
Allah itu, adalah siapa yang paling taqwa kepada Allah, inilah tolok ukur kita.
Semakin kita memuliakan manusia, semakin kita
menghargainya, dan kalau ternyata ia mendustakan Allah, habislah kemuliaaan dan
kebahagiaan itu, sepulangnya dari Padang Arafah ini, mari kita perbaiki cara
pandang kita terhadap orang lain, lihatlah orang lain itu sebagai manusia
seperti kita, penuh kelebihan dan kekurangan, cepat atau lambat kita pasti
mati, kita tak punya kuasa menolak ketuaan dan perubahan diri, kita tak punya
kuasa menolak kematian yang ditetapkan Allah.
Sepulangnya kita dari tempat ini jangan kita merasa
lebih hebat, kita merasa punya pangkat dan kedudukan, mari kita melihat diri
kita dan orang lain sebagai manusia yang dalam proporsi yang tepat, hormatilah
secara wajar, marilah kita melihat orang kaya sebagai orang yang lebih banyak
harta Allah yang dititipkan kepadanya, marilah kita melihat seorang pejabat sebagai
manusia yang diberi amanah, yang suatu saat akan diambil oleh pemiliknya.
Jangan kita melihat orang miskin kecuali dengan pandangan yang benar dan ingin
membantunya, kalau mau jujur kita banyak berhutang kepada simiskin, karena kita
jarang bersedekah untuk mereka, kita tidak berzakat untuk mereka, kita jarang
menolong mereka, marilah kita menyadari bahwa manusia itu sama yang membedakan
kita adalah taqwa kita kepada Allah.
Saudaraku….. jangan pernah merasa bangga dengan
pangkat dan kedudukan, jangan merasa
bangga dengan harta yang kita miliki, jangan merasa bangga dengan
kecantikan yang kita punyai, jangan merasa bangga jangan ada rasa sombong dalam
diri kita, haji mabrur adalah tujuan kita – haji mabrur akan meningkatkan
ketaqwaan kita, Alhajju mabruru laisa
lahu jazaan illal jannah- haji yang mabrur tiada balasannya kecuali sorga, itu
dambaan kita. Pergunakan pangkat dan jabatan saudara dengan jalan yang baik da
benaruntuk mengelola Negara demi kesejahteraan masyarakat, pergunakan harta
saudara untuk menolong orang lain, pergunakan kecantikan saudara untuk lebih
bertaqwa kepada Allah.
Saudara-saudaraku kita semua berangkat dari Bengkulu
jauh dari negeri ini, kita berkurban tenaga, fikiran dan bahkan biaya, namun
Alhamdulillah semua pengurbanan itu berubah manis, berubah kebahagiaan, maha
suci Allah yang mengangkat derajat hambanya melaliu pengurbanan yang dia
berikan. Kita harus sadar bahwa orang mulia itu berbanding lurus dengan
perjuangan dan pengurbanannya, lihatlah sejarah perjuangan Muhammad menegakkan
Islam mulai dari negeri yang gersang ini, dengan pengurbanan dan perjuangannya,
beliau berhasil menegakkan kalimah Allah.dan sampai sekarang tak ada kekurangan
dari pengurbanan beliau itu.
Rasulullah adalah pribadi yang sederhana, pakaian,
makanan dan rumah beliau sangat sederhana, namun semua tak menyurutkan
langkahnya menegakkan dan memperjuangkan agar islam itu tetap berkembang, oleh
sebab itu jangan kita berharap mendapatkan kemuliaan jika sepulang dari tanah
suci ini kita masih sibuk memikirkan diri sendiri, acuh dengan orang lain,
kemuliaan didapatkan oleh mereka yang berjuang untuk kemaslahatan orang banyak.
Sudah saatnya kita bahagia ketika mampu menolong orang lain, kita merasa
bahagia ketika makanan kita bermanfaat untuk orang lain, kita harus merasa bahagia
ketika rumah kita dikunjungi anak yatim, kita harus berbahagia ketika pakaian
yang kita pakai bersujud kepada Allah juga dipakai orang lain bersujud
kepadaNya.
Kebahagiaan harus kita pahami bukan sebagai
keberhasilan kita mengumpulkan sesuatu, tetapi lebih sebagai kesempatan kita
berkurban untuk menolong orang lain lihatlah kita disini merasa bahagia, kita
jauh dari Bengkulu, jauh dari Indonesia, tubuh kita letih, capek tetapi Allah
memuliakan kita. Oleh karena itu saudaraku marilah kita berjanji kepada diri
kita masing-masing untuk memulai menatap hidup dengan memperbanyak pengurbanan
demi kebaikan orang lain, Haji mabrur dapat diukur dengan gigihnya seseorang
dalam berjuang untuk menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang disekelilingnya,
sepulangnya dari tempat ini tempat yang diberkahi ini jangan sampai kita
termasuk orang yang dihinakan Allahl, jadikan diri kita bak matahari yang
menyinari bumi, mengeringkan pakaian yang basah, menumbuhkan biji dan tanaman ,
itulah visi hidup yang Rahmatan lil alamiin. Khaiirun naasi anfaauhum linnaasi
kata Rasulullah.
Saudaraku perjuangan kita untuk sampai ketempat ini
bukanlah ringan….. !! ternyata memang melaksanakan ibadah ini memang tidak
ringan, tetapi mengapa ia lalui, sulit mata terpejam ketika malam, adisiang
hari ternyata tak tersedia banyak waktu baginya untuk istirahat, betapapun si
anak rewel, ia ikhlas mengasuhnya, membesarkannya, walau kadang setelah dewasa
sin anak jangankan membalas budi, bahkan menyakitkan hati mengapa demikian ?
semua dia jalankan karena ia sadar bahwa mengasuh akan adalah bekal untuk
pulang menghadap Allah, Allah yang menjadi tujuannya, redha Allah harapanya.
Oleh sebab itu saudaraku jangan kita jadikan hidup
ini menjadi tujuan akhir kita, jangan jadikan dunia menjadi cita-cita tertinggi
kita, tetapi jadikan Allah dan hari akhirat adalah kampung abadi yang kita
tuju, percayalah saudaraku jikalau orang yang melakukan banyak hal dalam hidup
ini lkhlas karena Allah, hidupnya akan merasa nikmat, jiwanya merasa tenang
hatinya menjadi bersih, apapun kesulitan yang dihadapi ia yakin Allah akan
memberikan jalan keluarnya, jika seorang isteri ikhlas dan sabar menghadapi suaminya
yang tak bijaksana, maka balasan Allah tidak akan pernah bertukar, seorang
suami yang sabar dengan kelakuan anak dan isterinya, Allah akan berikan pahala
bagi pengurbanannya.
Ketaqwaan, pengurbanan dan menjadikan Allah sebagai
tujuan hidup, memang mudah untuk diucapkan, sukar dilaksanakan akan tetapi mari
kita secarrra berangsur dan berkesinambungan melaksanakannya, kita tanamkan
dalam diri kita rasa syukur kepada Allah, betapa murahnya Allah kepada kita,
betapa sayangnya Allah kepada kita, Allah telah memelihara kita, Allah yang
menetapkan detak jantung kita, Allah pula yang mentakdirkan kita menjadi
manusia seperti ini, Allah telah menjadikan kita sebaik-baik ciptaanya.
Dikala kita lapar, Allah sediakan makana. Ketika
kita haus Allah pula yang menyediakan air untuk diminum, dikala tubuh kita
kotor Allah sediakan pakaian untuk bertukar, dikala kita lelah Allah memberikan
rasa kantuk, tertidur kita, saat kita tidur tak berdaya tubuh kita, andai bukan
karena Allah kita tak akan bangun.
Allah yang mencerdaskan akal dan fikiran kita,
ketika sebagian orang tidak mengenal islam Allah memberikan nikmat iman kepada
kita, dikala sebagian orang tidak sholat , Allah memudahkan kita
melaksanakannya, dia mudahkan punggung kita untuk ruku’ dan dia tundukkan kening
kita untuk bersujud, masya Allah apakah ini kita pernah sadari dan fikirkan saudaraku?
Allah yang telah memberikan begitu banyak nikmat
kepada kita, dia berkenan menutup aib dan dosa kita, sehingga orang lain tak
tau siapa kita sebenarnya, masih ada orang lain yang menyapa dan menghargai,
menghormati kita, padahal orang itu tak tau siapa kita sebenarnya, Allah tidak
membuatkan catatan keburukan dan keburaman diri kita, Allah memberikan
kesempatan kepada kita untuk bertaubat, ketika orang lain bergelimang dosa,
malah kita dituntun Allah berangkat ke tanah suci ini, dari mana semua itu
bermula? Tidak ada jawabannya kecuali karena kemurahan dan nikmat Allah.
Karena itu saudaraku wajar jika Allah menjadi tujuan
hidup kita, dia pelindung, dia yang mengasihi kita, Allah yang mengampunkan
dosa dan kesalahan kita, “ Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula
wani’man nashir “ Cukuplah Allah sebaik-baik wakil, sebaik-baik
pelindung dan penolong.
Saudara – saudaraku kaum muslimin yang berbahagia….
Sebelum mengakhiri khutbah ini marilah kita
bermunajat, berdo’a memohon kepada Allah mengharap redha dan ampunannya.
Auzubillahiminasyaithanirrajim
bismillahirrahmaanirrahim, allahumma shali wasalim wabarik ala Muhammad, wa
‘ala alihi wa ashabihi ajmaiin.
Ya Allah yang maha menyaksikan – Engkau menjanjikan
hari ini adalah hari yang penuh kemuliaan, engkau menjanjikan hari ini semua
dosa diampunkan, engkau menjanjikan hari ini semua pinta di kabulkan, engkau
pula yang nenjanjikan hari ini diijabah semua do’a dan harapan.
Ya Allah kami hambamu yang lemah, kini menengadahkan
tangan menghiba kepadamu, sehina apapun diri kami ini ya Allah, kami adalah
makhluk ciptaanmu, kami mohon dihari yang penuh kemuliaan ini, ampunilah segala
dosa dan kesalahan kami, terimalah amal dan perbuatan baik kami.
Rabbana
dhalamna anfusana wailamtaghfirlana lanakunanna minal khasiriin.
Wahai Rabb, sungguh kami telah menzalimi diri kami
sendiri, jika engkau tak mengampuni dan mengasihi kami, tentulah kami menjadi
orang yang merugi.
Ya Allah – ampuni sbusuk apapun diri kami, ampuni
segelap apapun masa lalu kami, seburuk apapun tingkah laku kami, ampunilah
sehina apapun aib – aib dan kesalahan kami.
Wahai Allah yang maha mendengar ampuni dosa kedua
orang tua kami, ampuni segala kezaliman kami kepada kedua ibu bapak kami,
andaikan kedurhakaan kami menjadi penghalang gelap kehidupan mereka, maka
jadikanlah kami saat ini menjadi anak yang saleh dan salehah yang dapat menjadi
cahaya penerang bagi kehidupan kedua orang tua kami, baik dibunia apalagi
diakhirat nanti.
Ya Allah selamatkanlah kedua orang tua yang berlumur
dosa, beri hidayah bagi yang masih tersesat, pertemukan bagi yang belum pernah
berjumpa, lapangkan kuburnya bagi yang sudah meninggal, cahayailah kuburnya,
ringankan nisab dan perhitungannya. Tolonglah ya Allah darah dagingnya melekat
dalam diri kami ini, air mata dan tetesan keringatnya ketika membesarkan kami
tak mampu kami membalasnya. Ya Allah, jadikanlah kami menjadi anak yang tau
membalas budi.
Ya Allah selamatkanlah keluarga kami, jangan biarkan
kelauarga kami bercerai berai, jangan kau biarkan keluarga kami menjadi sumber
bencana, hina di dunia dan hina pula diakherat.
Ya Rabb, selamatkanlah guru – guru kami, karena
mereka telah memberikan ilmunya kepada kami, selamatkanlah orang yang
mendo’akan kami, baik secara terang – terangan maupun secara sembunyi,
selamatkanlah orang yang pernah kami zalimi, juga siapapun yang merasa kami sakiti, selamatkanlah orang yang berbuat zalim kepada
kami, dan selamatkanlah orang yang menyakiti kami, merendahkan dan manghina
kami, jadikanlah kami hambamu yang pemaaf.
Ya Allah – Ampuni segala kemaksiatan yang pernah
kami lakukan, bersihkan, bersihkan dan bersihkan diri kami dari lumuran dosa
dan kesalahan, dari sifat dengki dan iri hati, dari sifat sombong tak tau diri.
Ya Allah ampuni tetangga kami, sahabat – sahabat
kami, anak cucu keturunan kami, berkahilah hari ini, jadikan hari ini menjadi
hari yang kau ampunkan semua dosa, kau ijabkan semua do’a, sebagaimana telah
Engkau janjikan, dan engkau tak pernah mengingkari janji.
Ya
Allah Ya Hayyu ya qayyum, ya hannan , ya mannan, ya badius samawati wal ardi,
ya zal jalali walikram….
Ya Allah berikan ke lapangan bagi teman kami yang
dihimpit kesusahan, berikan jalan keluar bagi mereka yang kesulitan, beri
kecukupan bagi teman kami yang kekurangan, Ya Allah angkatlah derajat bagi kami
yang selalu dihina dan direndahkan, lindungilah mereka yang teraniaya, jauhkan
kami dari bala dan bencana.
Ya Allah keruniakanlah kepada kami dan
kepadakeluarga kami rumah tangga yang aman dan damai jangan kau biarkan rumah
tangga kami menjadi rumah tangga yang penuh bencana, Ya Allah titipkanlah
kepada kami keturunan yang saleh dan salehah, jangan kau biarkan anak –anak
kami mencoreng aib diwajah kami, ampuni jiuka kami salah mendidik mereka, Ya
Rabb, jangan kau biarkan anak-anak kami menghujat kami diakherat nanti, karena
kami tak mampu mendidik mereka Ya Allah utuhkanlah kemulianmu bagi kami dan
keluarga kami.
Allahumma
inna nas’aluka hajjan mabrura wasa’yan masykura, wazanban magfura watijaratan
lan tabuurra,
Ya Allah jadikanlah haji kami ini membawa keberkatan
bagi keluarga dan keturunan serta lingkungan kami, jangan kau biarkan kami
mencemari kehormatan agamamu dengan haji kami.
Ya Allah kau panggil kembali kami ini, bedrhaji mke
tanah suci ini bersama anak dan keturunan kami, sanak dan saudara kami,
tetangga dan sahabat kami, Wahai Allah engkau maha mendengar, engkau maha
mengetahui, engkau tak pernah meningkari janji, kabulkanlah ya Allah permintaan
kami ini. 3X
Ya Allah jadikanlah sisa umur kami menjadi sindah
indah umur, jadikanlah siapapun yang bermunajat kepadamu menjadi ahli sholat
yang khusu’ jangan kau biarkan kami lalai dalam beribadah kepadamu, jangan kau
lalaikan kami dalam membaca Al-Qur’anmu, jadikanlah umur yang masih tersisa
ini, semua kami menjadi menjadi hambamu yang banyak bersedekah, banyak beramal
dan istiqamah, undang lagi kami semua kembali kebaitullah dengan rahmatMu.
Ya Allah jadikanlah kami sebagai hambamu yang
mendapat haji yang mabrur, dan hajjah yang mabrurah, hanya engkau yang maha tau
lahir dan kesudahan hari kami, jadikanlah iman kami, iman yang sempurna,
keyakinan kami keyakinan yang benar, hati kami khusu’ dan tawadhu, ya Allah
kami mohon kepadamu bertaubat sebelum kami mati, dan rahmat ketika mati, dan
ampunanmu sesudah mati.
Allahumma
inna nas’aluka imanan kamilan, wayakinan shadiqan, waqalbun khasi’an walisanan
zakiran, Allahumma inna nas’aluka taubatan qablal maut, warahmatan indal maut
wamagfiratan ya Allah ba’dal maut, wanas’aluka husnul lhatimah, wanauzubika min
su’ul khatimah…
Ya Allah kami mohon kepadamu iman kami lebih
sempurna, keyakinan kami lebih sempurna, hati kami lebih khusu’ pembicaraan
kami penuh zikir dan ingat kepadamu, ya allah kami mohon kepadamu agar kami
bertaubat sebelum mati, dan rahmatmu ketika mati, serta ampunanmu setelah mati,
dan kami mohon kepadamu ya Allah akhir hidup yang baik, hindarkan kami jahat
dan jelek diakhir hidup kami ini.
0 Response to "KHUTBAH ARAFAH"
Posting Komentar